VinFast Babak-Belur, Boncos Rp 11,5 Triliun

VinFast Perdana Kirim 999 Unit Mobil Listrik ke Amerika Serikat (Reuters)

JAKARTA, AVOLTA –  Pabrikan otomotif asal Vietnam, VinFast mengklaim kalau merek ini masih sebatas perusahaan yang masih merintis. Maka dari itu, banyak hal harus dilakukan termasuk pengembangan jaringan hingga produk agar bisa diterima di pasar global.

Kondisi itu menurut Presiden Direktur VinFast, Le Thi Thu Thuy yang menjadikan sampai pertengahan tahun 2024 ini, secara laporan keuangan masih babak-belur alias rugi senilai 18,76 triliun dong atau Rp 11,5 triliun pada kuartal II/2024.

Bahkan kerugian tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 13,4 triliun Dong. Demikian dilansir laman Bloomberg, Jumat (27/2024).

“Kami masih merupakan perusahaan rintisan dan kami masih mengantisipasi kerugian dalam beberapa kuartal mendatang. Kerugian pada kuartal kedua terutama disebabkan oleh biaya penurunan nilai pada sisa aset bersih,” ujar Thu Thuy.

Thu Thuy menjelaskan, sebagai bentuk strategi agar tidak mengalami kerugian lagi maka perusahaan harus menjual kendaraannya di 50 negara di dunia, termasuk Indonesia.

Selain itu, VinFast juga berencana membuka pabrik di India pada paruh pertama 2025, dan telah memulai pembangunan pabrik di Indonesia pada Juli 2024. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kehadiran VinFast di pasar internasional.

“Kami juga menyoroti pentingnya pasar domestik Vietnam dalam mendorong pendapatan untuk sisa tahun 2024. Pasar Vietnam menyumbang lebih dari 90% dari total pengiriman pada kuartal kedua,” tutur dia.

CATEGORIES
TAGS