Pemerintah Jepang Kejar Ketertinggalan Baterai EV

Bos Toyota Akui Pengembangan Baterai EV Masih Butuh Waktu (ist)

TOKYO, AVOLTA – Pemerintah Jepang berusaha untuk mengejar ketertinggalan, khususnya dari Cina yang sekarang ini menjadi negara penghasil merek dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar dunia. Salah satu langkah yang dilakukan, yaitu mengucurkan dana 2,4 miliar dollar AS atau setara Rp 36,9 triliun untuk mengembangkan industri baterai EV.

Mengutip Reuters, Selasa (10/9/2024), melalui investasi itu, pemerintah Jepang akan mendukung 12 proyek untuk baterai penyimpanan atau suku cadang, material, atau peralatan produksi. Salah satunya pengembangan baterai yang dilakukan Toyota Motor Corp (TMC). 

“Kami berharap upaya ini akan memperkuat rantai pasokan baterai penyimpanan Jepang dan daya saing industri baterai penyimpanan,” ujar Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Ken Saito.

Selain itu, nilai investasi ini juga bakal digunakan untuk memperluas kapasitas produksi tahunan baterai penyimpanan di Jepang sekitar 50 persen menjadi 120  GWh, dari yang saat ini sebesar 80 GWh.

Bukan cuma itu saja, tapi pemerintah Jepang juga akan mendukung proyek milik beberapa produsen otomotif seperti Toyota, Nissan, dan proyek bersama Panasonic, Subaru, serta Mazda.

Dukungan terbaru muncul setelah pemerintah menjanjikan subsidi hampir $ 1 miliar untuk produksi baterai penyimpanan pada Juni tahun lalu. Subsidi tahap pertama telah diberikan pada April 2023.

CATEGORIES
TAGS