Otomotif Cina Condong ke ASEAN Setelah Diblok AS dan Eropa

Thailand kejar target 2 uta unit pada 2024 (Paultan)

JAKARTA, AVOLTA – Amerika Serikat (AS) dan Eropa lagi sentimen ke industri otomotif Cina. Kedua negara itu menerapkan tarif pajak tinggi agar populasi mobil khususnya jenis listrik tidak mendominasi pasar di masa depan.

Tiongkok pun tidak tinggal diam, karena masih punya negara tujuan lain yang menjadi sasaran. Salah satunya berharap kepada negara-negara di Kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

“Sikap geopolitik Asia Tenggara yang relatif netral memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan asal Cina untuk tumbuh,” ujar Gary Ng, ekonom senior di Natixis Corporate and Investment Bank di Hong Kong dikutip South China Morning Post, Selasa (2/7/2024).

Garry mengatakan, Cina akan meningkatkan kehadiran kendaraan listriknya dari sudut pandang permintaan dan pasokan, yang berarti lebih banyak penjualan mobil dan produksi lokal.

Menurut dia, Indonesia dan Thailand, menjadi dua negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, akan menjadi target pertama bagi merek-merek asal Tiongkok.

Sebagi contoh, BYD, Xpeng, dan Geely menginvestasikan miliaran dolar ke Indonesia, Thailand, dan Malaysia, dengan tujuan meraih pangsa lebih besar di pasar kendaraan ramah lingkungan.

Bahkan menurut laporan dari EY-Parthenon bagian dari konsultan strategi Ernst & Young, penjualan kendaraan listrik di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai antara USD80 miliar dan USD100 miliar pada tahun 2035, naik dari sekitar USD2 miliar pada tahun 2021.

“Dari jumlah tersebut, Indonesia diharapkan menjadi pasar terbesar di kawasan ini berdasarkan volume, dengan perkiraan penjualan sebesar 4,5 juta unit [dari total 8,5 juta unit pada tahun 2035,” kata laporan tersebut.

CATEGORIES
TAGS