BMW Akhirnya Menolak Ketergantungan pada EV

BERLIN, AVOLTA – Elektrifikasi dipercaya oleh mayoritas produsen otomotif sebagai masa depan. Maka dari itu para pabrikan mulai mengembangkan kendaraan ramah lingkungan dengan berbagai teknologi mesin, seperti listrik, hybrid, hingga hidrogen.

Akan tetapi sekarang ini banyak pabrikan khususnya Cina yang fokus pada pengembangan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). Beda dengan Jepang, punya pandangan kalau mobil listrik bukan masa depan, tetapi lebih menjanjikan adalah hybrid dan hidrogen.

BMW pun rupanya punya pandangan lain. Melansir Drive, Senin (24/6/2024) Wakil Presiden Senior BMW, Bernd Korber, perusahaan bakal terus menawarkan berbagai mesin pembakaran internal (ICE) jenis bensin dan diesel, termasuk model hibrida.

“Untuk masa mendatang, kami menggunakan pendekatan teknologi yang fleksibel, itulah sebabnya kami berencana untuk membangun semua drivetrain di satu lini produksi,” jelas Korber.

Pernyataan itu dilontarkan saat BMW X3 SUV 2025 diumumkan dengan mesin turbo-diesel dan hibrida plug-in (PHEV) untuk pasar Eropa, dan dua mesin bensin buat Australia yang akan hadir awal tahun 2025.

Korber menjelaskan, pada tahun 2025 bakal melihat produksi arsitektur listrik khusus BMW ‘Neue Klasse’ – yang menopang versi listrik dari X3, iX3, serta Seri 3 listrik.

Sebaliknya, platform yang dipakai di mobil ICE yang ada saat ini akan dikembangkan lebih lanjut dan mesinnya ditingkatkan untuk mengatasi undang-undang emisi yang semakin meningkat dan menyediakan apa yang digambarkan oleh BMW sebagai “jaring pengaman” yang strategis.

“Jika pasar bergeser ke satu arah, kami tidak perlu menutup pabrik atau mengurangi shift, kami hanya beralih ke mesin penggerak lain,” tutur Korber.

CATEGORIES
TAGS