Tarik Ulur Tarif Impor Mobil Listrik Cina di Eropa

Ilustrasi produksi mobil listrik di Cina. (BBC)

JAKARTA, AVOLTA – Uni Eropa (UE) pada akhir Oktober 2024, akan mengambil keputusan penting terkait tarif impor mobil listrik buatan Cina. Namun, terdapat perbedaan pendapat antara produsen mobil, dan negara anggota Benua Biru terkait kenaikan biaya yang bisa mencapai 36,3% tersebut.

Disitat dari CNBC Internasional, perbedaan pandangan ini, yang membuat tarif UE terhadap mobil listrik Tiongkok ini kemungkinan tidak akan berhasil alias gagal.

Asosiasi perdagangan otomotif Jerman mengatakan, tarif impor mobil listrik asal Cina yang tinggi itu, bisa juga berdampak negatif terhadap produsen Jerman, karena juga memiliki pabrik dan mengambil keuntungan besar di pasar Negeri Tirai Bambu.

Sedangkan untuk produsen mobil Italia dan Prancis, memang tidak terdengar di pasar Cina.

Selain itu, beberapa produsen mobil Eropa juga khawatir, terkait balasan yang akan dilakukan oleh Cina, yang juga bisa merugikan bisnis, terutama terkait rantai pasok kendaraan listrik.

Cina sendiri telah mengekspor mobil ke beberapa negara di seluruh dunia. Pemerintah Cina, dituding memberikan subsidi yang besar untuk produsen mobil listrik,s ehingga harga jualnya menjadi murah, dan merusak peta persaingan di industri otomotif.

Felipe Muñoz, analis senior di JATO Dynamics, produsen mobil China mampu memproduksi mobil dengan biaya sekitar US$ 5.500, sedangkan biaya produksi mobil di Eropa mendekati US$ 20.000.

“Keunggulan biaya yang besar ini sebagian berasal dari subsidi pemerintah. Namun, ini juga karena skala ekonomi yang lebih besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan fakta bahwa, khusus dalam hal mobil listrik, China telah mengamankan rantai pasokan baterai mereka, berbeda dengan negara lain di dunia,” kata Muñoz.

CATEGORIES
TAGS