Nissan Tetap Produksi BEV di Cina Via Merek Lokal

Nissan hanya jual kendaraan listrik di Eropa pada 2023 (Autoblog)

JAKARTA, AVOLTA – Nissan memang telah menutup salah satu pabriknya di Cina, karena kalah bersaing dan mengalami penjualan yang terus menurun. Namun, pabrikan asal Jepang ini, justru berencana untuk produksi mobil listrik di Negeri Tirai Bambu.

Dikutip dari Nikkei Asia, Nissan akan produksi mobil listriknya bersama mitra usaha lokalnya Dongfeng Motor di pabrik Wuhan, pada akhir tahun 2024.

Keduanya, memang memiliki tujuan mengurangi biaya, dan meningkatkan laju operasional pabrik di tengah merosotnya penjualan di Tiongkok. Sementara itu, untuk mobil listrik yang akan diproduksi, adalah Zhiyin EV terbaru dari Dongfeng, di bawah sub-brand Voyah.

Nissan dan Dongfeng memang telah memproduksi sejumlah model, mulai dari Ariya dan X-Trail dan diklaim memiliki kapasitas produksi tahunan hingga 260.000 unit kendaraan.

Sebelumnya, Nissan memang telah meluncurkan perencanaan strategi The Arc pada Maret lalu, yang terdiri dari peluncuran 30 model baru untuk pasar global pada 2026 mendatang, dengan 16 di antaranya merupakan kendaraan listrik.

Selain itu, Nissan juga berencana untuk mengurangi biaya produksi kendaraan listrik generasi berikutnya sebesar 30 %. Hal tersebut, bertujuan untuk lebih menyeimbangkan biaya produksi antara kendaraan listrik dan konvensional pada 2030.

Sementara itu, Nissan juga telah merinci rencana kendaraan baru yang akan diluncurkan di pasar dalam beberapa tahun ke depan, seperti delapan model New Energy Vehicle (NEV) di Cina, tujuh model di Amerika Serikat dan Kanada, lima model di Jepang dan Timur Tengah, serta tiga model di India dan Afrika, dan dua model di Oseania.

CATEGORIES
TAGS