Cina Habiskan Rp 13,4 T Bikin Baterai Solid-State

Teknologi baterai solid-state (Nissan)

JAKARTA, AVOLTA – Cina terus memperkuat industri otomotif, khususnya di segmen kendaraan listrik. Bahkan, negara tersebut, berencana untuk menghabiskan dana US$ 830 juta atau Rp 13,4 triliun untuk research and development (R&D) baterai solid-state.

Disitat dari Arena EV, inisiatif yang didukung oleh pemerintah ini, diinisiasi oleh pabrikan besar Tiongkok, seperti CATL, BYD, FAW, SAIC, WeLion, dan Geely. Kolaborasi perusahaan otomotif Cina ini, akan diimplementasikan dalam pengembangan teknologi baterai solid-state, dengan berbagai pendekatan, seperti polimer dan sulfida.

Baterai solid-state sendiri cukup diakui oleh Pemerintah Cina, terkait dengan potensi besar untuk digunakan di kendaraan listrik. Jenis baterai ini, menawarkan kepadatan energi yang lebih tinggi, peningkatan kemanan, dan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan baterai lithium-ion tradisional.

Sementara itu, dampak dari proyek ini, diperkirakan juga bakal lebih luas. Inisiatif tersebut, diharapkan dapat mendorong investasi lebih jauh dari berbagai produsen di seluruh rantai industri, dan berpotensi menciptakan pasar yang besar.

Lonjakan investasi ini dapat mempercepat transisi global menuju pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sedangkan produsen asal Cina yang telah mengadopsi teknologi baterai solid-state ini, adalah Nio dengan meluncurkan semi-solid-state 150 kWh untuk sedan ET7. Namun, biaya teknologi baterai tersebut, masih menjadi tantangan yang cukup besar.

CATEGORIES
TAGS